Agus Marto & Darmin Nasution. (Foto: Setkab)
JAKARTA - Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) akan mengadakan rapat bulanan untuk menentukan tingkat suku bunga alias BI rate. Rapat ini, sekaligus menjadi rapat terakhir Gubernur BI Darmin Nasution sebelum lengser dari kursi kepemimpinan di BI.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan BI, merupakan RDG untuk melakukan evaluasi atas kebijakan moneter yang ditempuh serta untuk menetapkan arah kebijakan moneter ke depan. Rapat ini dilakukan sebagai salah satu bentuk transparansi atas kebijakan BI kepada publik khususnya dalam proses perumusan kebijakan moneter.
Saat ini, tingkat suku bunga BI masih dipertahankan di angka 5,75 persen. Tingkat suku bunga ini telah dipertahankan oleh BI sejak Februari 2012 lalu, atau selama 14 bulan.
Namun, angka ini nampaknya masih akan dipertahankan, lantaran tekanan inflasi yang mulai mereda. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun kalender berada sekira 2,32 persen dan inflasi secara year-on-year (YOY) berada di 5,57 persen. Sementara, inflasi inti secara YOY berada di 4,12 persen, dan untuk inflasi inti pada April berada di 0,14 persen.
Meski inflasi sudah cukup terkendali, namun BI harus memperhitungkan faktor lain, yakni kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Langkah pemerintah yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi, ditaksir akan membuat inflasi melambung mencapai 7 persen.
Lalu, akankah Darmin tetap mempertahankan BI rate di level 5,75 persen, sebelum dia meninggalkan posisi sebagai orang nomor satu di BI. Pasalnya, pada 22 Mei ini, posisi Darmin akan digantikan oleh mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Agus DW Martowardojo ? (mrt)
Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan BI, merupakan RDG untuk melakukan evaluasi atas kebijakan moneter yang ditempuh serta untuk menetapkan arah kebijakan moneter ke depan. Rapat ini dilakukan sebagai salah satu bentuk transparansi atas kebijakan BI kepada publik khususnya dalam proses perumusan kebijakan moneter.
Saat ini, tingkat suku bunga BI masih dipertahankan di angka 5,75 persen. Tingkat suku bunga ini telah dipertahankan oleh BI sejak Februari 2012 lalu, atau selama 14 bulan.
Namun, angka ini nampaknya masih akan dipertahankan, lantaran tekanan inflasi yang mulai mereda. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun kalender berada sekira 2,32 persen dan inflasi secara year-on-year (YOY) berada di 5,57 persen. Sementara, inflasi inti secara YOY berada di 4,12 persen, dan untuk inflasi inti pada April berada di 0,14 persen.
Meski inflasi sudah cukup terkendali, namun BI harus memperhitungkan faktor lain, yakni kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Langkah pemerintah yang akan menaikkan harga BBM bersubsidi, ditaksir akan membuat inflasi melambung mencapai 7 persen.
Lalu, akankah Darmin tetap mempertahankan BI rate di level 5,75 persen, sebelum dia meninggalkan posisi sebagai orang nomor satu di BI. Pasalnya, pada 22 Mei ini, posisi Darmin akan digantikan oleh mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Agus DW Martowardojo ? (mrt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar