SEOUL - Kementerian Pertahanan Korea Selatan
(Korsel) mengatakan, Korea Utara (Korut) belum menyelesaikan pembangunan
peluncur roket dengan kaliber 300 milimeter. Asumsi Korsel dikaitkan
dengan peluncuran roket jarak pendek Korut yang dilakukan akhir pekan
lalu.
Tepat pada Sabtu, Korut menembakkan tiga misilnya ke Laut
Timur. Dan keesokan harinya, mereka menembakkan proyektil yang dicurigai
merupakan misil. Korsel menduga, proyektil itu adalah misil KN-02 yang
sudah dimodifikasi atau roket jenis lain.
Meski demikian, Korsel
cukup yakin bahwa peluncur roket Korut yang berkaliber 300 milimeter
belum siap untuk dioperasikan dalam perang. Seperti diketahui dengan
peluncur roket itu, Korut dipastikan bisa menggempur target sejauh 120
kilometer.
"Sepertinya, mereka sedang berada dalam tahap
pengembangan (peluncur roket)," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan
Korsel Kim Min-Seok, seperti dikutip Yonhap, Senin (20/5/2013).
Kim
menambahkan, proyek pengembangan artileri Korut itu tertunda karena
mereka masih meminjam teknologi dari Rusia dan China yang memiliki
sistem artileri super canggih. Namun setiap pembaharuan dari artileri
Korut dipandang selayaknya ancaman bagi Korsel.
"Terlepas dari
apakah itu misil atau roket, peningkatan jangkauan proyektil itu membuat
Korut sanggup membidik target yang sedang bergerak. Peningkatan kaliber
sama saja dengan meningkatkan daya ledak dan juga ancaman," tegasnya.
Uji
coba misil itu merupakan uji coba normal yang umum dilakukan oleh
Korut. Namun saat ini, mereka melakukan peluncuran misilnya di saat
situasi Semenanjung Korea menegang. Kementerian Unifikasi Korea mengecam
uji coba misil jarak pendek itu dan meminta Korut bertanggung jawab.
(AUL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar